GEREJA KRISTEN INJILI DI TANAH PAPUA

JEMAAT IMMANUEL BOSWEZEN SORONG-PAPUA BARAT



VISI : Terwujudnya Tanda-Tanda Kerajaan Allah Melalui Sumber Daya Gereja Yang Berkualitas, Mandiri dan Sejahtera di Jemaat GKI Immanuel Boswezen Sorong



Kamis, Januari 08, 2009

Gempa Bumi di Manokwari dan Sorong


Indonesia kembali mengalami gempa bumi yang hebat di pembukaan awal tahun yg mengguncang wilayah Papua sekitarnya. Dua kota besar yaitu kota Manokwari dan Sorong yang secara langsung mengalami guncangan yang hebat. Saya mengajak teman2 untuk meluangkan waktu paling tidak selama tiga hari ke depan dengan bersehati kita bersama melepaskan doa2 profetik bagi dua kota ini agar di masa goncangan saat ini, justru Kemuliaan Tuhan semakin bersinar terang atas kedua kota ini. Biar penduduk kota Manokwari dan Sorong di kuatkan, ada sukacita dan berkat Tuhan boleh mengalir2 melimpah bagi mereka yang membutuhkan pertolongan. Saya percaya banyak dari gereja2 yang juga sudah atau mulai memberikan bantuan langsung ke daerah2 ini. Namun lebih dari semua itu, disini saya mengajak teman2 untuk bergerak dalam alam rohani to make adjustment and to connect this city’s with heaven. Let’s believe God for great things take place in Manokwari and Sorong.



Gempa Porak-porandakan Sorong dan Manokwari.

Empat Tewas, Ratusan Bangunan Roboh


MANOKWARI - Dua kali gempa besar dan lebih dari seratus kali gempa susulan kemarin mengguncang Manokwari dan Sorong, Provinsi Papua Barat, serta Biak, Provinsi Papua. Akibatnya, ratusan rumah warga, belasan hotel, puluhan fasilitas pemerintah, dan rumah ibadah rusak. Data sementara, gempa itu menelan empat korban jiwa.Hingga tadi malam, warga masih mengungsi. Ada yang tidur di kantor bupati, Kodim 1703, Lapangan Barorsi, dan membuat tenda di depan rumah masing-masing. Warga yang tinggal di pantai juga mengungsi ke bukit.Gempa pertama terjadi pukul 04.43 WIT. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Sorong mencatat, gempa pertama berkekuatan 7,2 skala Richter. Pusat gempa pada posisi 0,42 lintang selatan (LS), 132 bujur timur (BT), kedalaman 10 km, dan berjarak 135 km barat laut Kota Manokwari. Gempa itu berlangsung sekitar 30 detik yang menyebabkan warga panik dan berhamburan keluar rumah. Warga yang berdiam di pesisir pantai, seperti di Borobudur, Wirsi, Kwawi, Fanindi, Sanggeng, dan Wosi, mengamankan diri. Mereka mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena takut terjadi tsunami. Gempa pertama itu mengakibatkan Yolanda, 10, warga Kota Manokwari, tewas tertimpa tembok pagar kampus STIH. Guncangan pertama tersebut juga merusakkan sejumlah bangunan rumah, kantor, gedung sekolah, dan fasilitas lainnya. Beberapa orang dilarikan ke rumah sakit dengan luka berat maupun ringan. Mereka tertimpa reruntuhan bangunan, terkena pecahan kaca, dan terjatuh dari tangga.Beranjak siang, warga mulai sedikit tenang. Namun, pukul 07.33 WIT, tiba-tiba terjadi guncangan lebih besar. Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter kembali terjadi. Gempa kedua itu mendekati Kota Manokwari. Yakni, berada pada 0,88 LS, 133,38 BT, kedalaman 10 km, dan hanya berjarak 76 km dari Kota Manokwari. Akibatnya, belasan hotel yang berada di Kota Manukwari ambruk dan rusak parah. Kantor Gubernur Papua Barat yang baru setahun di resmikan mengalami retak-retak.Gempa kedua tersebut makin membuat panik warga. Apalagi, ada isu akan terjadi tsunami. Penduduk di sekitar Kampung Makassar, Wosi Pantai, lari ke halaman kantor bupati. Warga di Anggrem dan Brobudur berlari ke arah kawasan Briwijaya. Jalan-jalan ramai orang berlarian.Dandim 1703 Letkol Irham Waroiham dan Kapolres AKPB Pit Wahyu terjun langsung menenangkan warga. ”Tenang…tenang, tidak ada tsunami, jangan panik,” ujar Kapolres sambil melambai-lambaikan tangan ke arah warga yang berlarian. Radar Sorong (Jawa Pos Group) melaporkan, berdasar data dari Pos Penanggulangan Bencana Alam Provinsi Papua Barat, hingga tadi malam pukul 19.00 WIT, tercatat ratusan bangunan rusak. Yakni, 166 rumah, 12 gereja, satu masjid, enam gedung sekolah, dan lima hotel. Beberapa jembatan dan ruas jalan juga mengalami rusak ringan. Bupati Manokwari Dominggus Mandacan meminta warga tetap waspada karena sewaktu-waktu bisa terjadi gempa susulan. Dia berharap agar warga tidak tidur di dalam rumah. Rumah dinas bupati Manokwari juga rusak. ”Rusak parah, tidak bisa ditinggali lagi,” katanya. (lm/jpnn/nw).


Sumber: Jawa Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dipersilahkan memberi komentar atas tulisan kami